Prasarana Usaha
Prasarana dalam budaya jamur tergantung jenis usaha yang di pilih, yaitu pembibitan atau bertujuan untuk mendapatkan jamur konsumsi. Prasarana untuk pembibitan relative lebih banyak dan spesifik.
Prasarana bibit
Peralatan yang di butuhkan dalam pembuatan bibit jamur antara lain, yaitu botol atau kantong plastic, autoktaf, laminar air flow ( laf ), peralatan gelas, pinset, skanpel, pisau, bunset, timbangan, incubator, thermometer, dan hygrometer.
Autoktaf
Alat ini tinggi. sebagai alat sterilisasi media. Biasanya terbuat dari logam atau baja yang mampu menahan tekanan panas. Autoktaf bermacam- macam, mulai dari yang sederhana sampai digital. Penggunaan autoktaf bisa diganti menggunakan panic presto yang harganya jauh lebih murah.
Botol atau kantong plastic. Wadah untuk menyimpan media dan bibit. Selain botol, ada juga pembudidaya yang menggunakan kantong plastic.
Inkubator
Berfungsi sebagai tempat penyimpanaan hasil isolasi tubuh buah jamur atau hasil inosolasi bibit jamur sampai media tanam terkolonisasi miselium.
Laminar air flow ( laf )
Sebagai tempat melakukan isolasi tubuh buah jamur atau inokulasi saat pembuatan kultur murni. Bibit induk dari bibit semai. LAF yang digunakan harus dalam keadaan steril agar pertumbuhan mikroorganisme yang mengganggu bisa di tekan.
gelas ukur, botol, dan tabung reaksi. Sebelum alat-alat gelas digunakan, harus disterilkan terlebih dahulu dalam autoktaf.
Alat lain.Pinset, bunser, pH meter, thermometer & hygrometer, serta timbanganmedia tumbuh jamur.
PRASARANA UTAMA DALAM BUDIDAYA JAMUR
Untuk mendukung proses budidaya jamur, dibutuhkan peralatan utama seperti, wadah media berupa kanting plastic dan drum pasteurisasi. Peralatan pendukung lainnya sama dengan beberapa peralatan dalam pembuatan bibit.
Drum pastereulisasi
Alat ini untuk mensterilkan. Proses bisa menggunakan steamer ataupun boiler. Jika budidaya jamus masih dalam skala kecil, biasanya para pembudidaya lebih memilih menggunakan drum bekas minyak yang dimodifikasi menjadi tempat pasteurisasi atau sterilisasi media tumbuh jamur.
Kapas. Berfungsi sebagai penyumbat lubang cincin paralon pada media tumbuh untuk mencegah kontaminasi, selain sebagai penyaring udara
Cincin paralon (neck)
Untuk membentuk leher pada kantong palastik yang sudah diisi media tumbuh agar mudah memasukan inokulum saat proses inokulasi.
Kantong plastic
Haruus tahan panas dan mempunyai ketebalan minimal 0,5 mm . Tujuannya agar plastic tidak mudah bocor dan pecah saat proses sterilisasi. Para pembudidaya jamur umumnya menggunakan plastic berukuran 17 cm x 35 cm, 18 cm x 25 cm, 20 cm x 35 cm, atau 22 cm x 35 cm
Keranjang
Alat ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara pada jamur yang sudah dipanen
Sprayer
Alat ini digunakan untuk menyiram jamur dan lingkungan kumbung agar kelembapan ruangan terjaga.
Timbangan. Alat ini digunakan untuk menimbang banyaknya jamur yang
dihasilkan setelah proses panen.
Pisau petik
Alat ini digunakan untuk memotong tubuh buah jamur saat panen
Prasarana dalam budaya jamur tergantung jenis usaha yang di pilih, yaitu pembibitan atau bertujuan untuk mendapatkan jamur konsumsi. Prasarana untuk pembibitan relative lebih banyak dan spesifik.
Prasarana bibit
Peralatan yang di butuhkan dalam pembuatan bibit jamur antara lain, yaitu botol atau kantong plastic, autoktaf, laminar air flow ( laf ), peralatan gelas, pinset, skanpel, pisau, bunset, timbangan, incubator, thermometer, dan hygrometer.
Autoktaf
Alat ini tinggi. sebagai alat sterilisasi media. Biasanya terbuat dari logam atau baja yang mampu menahan tekanan panas. Autoktaf bermacam- macam, mulai dari yang sederhana sampai digital. Penggunaan autoktaf bisa diganti menggunakan panic presto yang harganya jauh lebih murah.
Botol atau kantong plastic. Wadah untuk menyimpan media dan bibit. Selain botol, ada juga pembudidaya yang menggunakan kantong plastic.
Inkubator
Berfungsi sebagai tempat penyimpanaan hasil isolasi tubuh buah jamur atau hasil inosolasi bibit jamur sampai media tanam terkolonisasi miselium.
Laminar air flow ( laf )
Sebagai tempat melakukan isolasi tubuh buah jamur atau inokulasi saat pembuatan kultur murni. Bibit induk dari bibit semai. LAF yang digunakan harus dalam keadaan steril agar pertumbuhan mikroorganisme yang mengganggu bisa di tekan.
gelas ukur, botol, dan tabung reaksi. Sebelum alat-alat gelas digunakan, harus disterilkan terlebih dahulu dalam autoktaf.
Alat lain.Pinset, bunser, pH meter, thermometer & hygrometer, serta timbanganmedia tumbuh jamur.
PRASARANA UTAMA DALAM BUDIDAYA JAMUR
Untuk mendukung proses budidaya jamur, dibutuhkan peralatan utama seperti, wadah media berupa kanting plastic dan drum pasteurisasi. Peralatan pendukung lainnya sama dengan beberapa peralatan dalam pembuatan bibit.
Drum pastereulisasi
Alat ini untuk mensterilkan. Proses bisa menggunakan steamer ataupun boiler. Jika budidaya jamus masih dalam skala kecil, biasanya para pembudidaya lebih memilih menggunakan drum bekas minyak yang dimodifikasi menjadi tempat pasteurisasi atau sterilisasi media tumbuh jamur.
Kapas. Berfungsi sebagai penyumbat lubang cincin paralon pada media tumbuh untuk mencegah kontaminasi, selain sebagai penyaring udara
Cincin paralon (neck)
Untuk membentuk leher pada kantong palastik yang sudah diisi media tumbuh agar mudah memasukan inokulum saat proses inokulasi.
Kantong plastic
Haruus tahan panas dan mempunyai ketebalan minimal 0,5 mm . Tujuannya agar plastic tidak mudah bocor dan pecah saat proses sterilisasi. Para pembudidaya jamur umumnya menggunakan plastic berukuran 17 cm x 35 cm, 18 cm x 25 cm, 20 cm x 35 cm, atau 22 cm x 35 cm
Keranjang
Alat ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara pada jamur yang sudah dipanen
Sprayer
Alat ini digunakan untuk menyiram jamur dan lingkungan kumbung agar kelembapan ruangan terjaga.
Timbangan. Alat ini digunakan untuk menimbang banyaknya jamur yang
dihasilkan setelah proses panen.
Pisau petik
Alat ini digunakan untuk memotong tubuh buah jamur saat panen
mantap boss
BalasHapusMantapp.. asyiaapp
BalasHapus